top of page
Writer's picturedr. Inggrid

Lensa Kontak


Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi menempati tempat kedua setelah katarak yang menyebabkan kebutaan di dunia, padahal kelainan refraksi dapat dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak. Lensa kontak adalah penutup dari plastik berbentuk melengkung yang digunakan langsung di bola mata atau kornea mata untuk memperbaiki kesalahan refraksi mata.


Lensa kontak bersifat tipis dan transparan yang digunakan di mata untuk memperbaiki kesalahan refraksi mata. Gangguan refraksi adalah ketika mata tidak membelokkan cahaya dengan benar kedalam mata sehingga menghasilkan pandangan kabur.Pemakaian lensa kontak memberi kenyamanan beraktivitas, tidak membatasi lapangan pandang, dan lebih baik secara estetik. Meskipun demikian pemakaian lensa kontak juga dapat menimbulkan komplikasi ringan sampai kebutaan. Namun komplikasi tersebut dapat dicegah dengan menjalankan prinsip penggunaan lensa kontak yang tepat.


Perkembangan lensa kontak telah menghasilkan berbagai jenis lensa, yang secara garis besar dibagi 2 jenis yaitu lensa keras dan lunak. Lensa kontak dapat digunakkan untuk memperbaiki pandangan dengan kelainan refraksi seperti miopia (rabun jauh), hyperopia (rabun dekat), astigmatisma (pandangan berbayang), dan presbiopi (perubahan penglihatan jarak dekat yang biasanya terjadi seiring bertambahnya usia). Syarat dasar agar lensa kontak berhasil baik adalah dengan mengatasi efek suplai oksigen pada kornea saat memakai lensa yang oklusif.


Tipe Lensa Kontak

Tipe lensa kontak berdasarkan materialnya dibagi menjadi 3 tipe, yaitu lensa kontak keras, rigid gas – permeable (RGP), dan lensa kontak lembut.


1. Lensa Kontak Keras / Hard Lens

Lensa kontak keras terbuat dari polymethylmethacrylate, tidak dapat ditembus oksigen sehingga mengandalakan pemompaan air mata ke dalam celah antar lensa dan kornea sewaktu berkedip untuk menyediakan oksigen untuk kornea. Lensa ini lebih kecil daripada diameter kornea. Lensa kontak keras dipakai siang hari, mudah dirawat , relatif murah, dan mengoreksi penglihatan secara efisien terutama pada astigmatisma bermakna. Namun orang yang memakai lensa kontak keras biasanya akan mengeluhkan edema kornea karena hipoksia kornea dan kekaburan kacamata (penglihatan dengan kacamata jadi lebih buruk setelah pemakaian lensa kontak keras selama beberapa lama) sehingga banyak orang yang tidak tahan dengan pemakaiannya.


2. RGP lens (Rigid Gas Permeable)

Lensa ini terbuat dari cellulose acetat butyrate, silicone acryat, atau silikon yang dikombinasi dengan olymethylmethacrylate. Lensa kontak keras mempertahankan bentuknya dengan kuat, tapi juga memberikan akses oksigen untuk masuk ke dalam mata kita melalui lensa tersebut. RGP lenses khususnya membantu orang dengan astigmatisma dan kondisi yang disebut keratokonus. Keratokonus adalah penyakit degeneratif bilateral, yang diturunkan sebagai ciri autosom resesif atau dominan. Gejala muncul di dekade 2 kehidupan, sering berkembang perlahan antara usia 20 dan 60 tahun meskipun berkembangnya keratokonus dapat berhenti setiap saat.

Secara patologis, terdapat perubahan-perubahan disruptif pada lapisan Bowman dengan degenerasi keratosit dan ruptur membran Descemet. Gejala satu-satunya adalah penglihatan kabur. Pemakaian RGP Lenses pada keratokonus karena memberikan penglihatan yang lebih tajam daripada lensa kontak lembut dimana lengkungan kornea tidak sama rata. Lensa kontak harus tepat ketebalannya dengan mengingat kelengkungan bagian depan, belakang, diameter, tengahnya yang utuh dan tepat, pinggirnya, dan penyerongannya maupun kemiringan pinggirnya.


3. Lensa Kontak Lembut / Soft Lens

Lensa kontak ini terbuat dari plastik yang lembut dan fleksibel yang mempermudah masuknya oksigen ke mata. Kebanyakan orang lebih memilih lensa kontak ini karena teksturnya yang lembut dan mempunyai banyak pilihan. Selain itu lensa kontak lembut memiliki keuntungan sigkatnya waktu untuk beradaptasi untuk penggunaannya.


Indikasi Pemakaian

  1. Perbaikan penglihatan, pengganti kacamata, astigmatisma ireguler, keratokonus, miopia tinggi, dan afakia.

  2. Medik, melindungi kornea: coloboma kelopak mata, trichiasis, keratitis sicca (dengan menggunakan lensa kontak khusus untuk mata kering)

  3. Pengganti perban keratopati bulosa, ulkus kornea, descematocele

  4. Preventif, mencegah terjadinya simbleparon

  5. Diagnostik, penggunaan gonioskopi, elektroretinografi

  6. Operasi, digunakan selama operasi goniostomi pada glaukoma kongenital

  7. Kosmetik, pada parut kornea untuk menutupi makula maupun leukoma luas

  8. Pekerjaan, olahragawan, pilot, aktor


Kontraindikasi Pemakaian

  1. Pasien dengan penyakit sistemik atau memiliki riwayat alergi yang bisa memberi efek pada mata.

  2. Tidak dapat mengikuti tata cara membersihkan lensa kontak, penyimpanan, dan tindakan asepsis.

  3. Pasien dengan daya tahan tubuh rendah.

  4. Ibu hamil, ibu menyusui, menopause.

  5. Usia terlalu muda atau terlalu tua.

  6. Pasien dengan blefaritis kronis, konjungtivitis kronis, dry eye syndrome, skleritis, dan sebagainya.


Komplikasi



Pemeliharaan

Lensa kontak yang diterima dari pabrik dalam keadaan steril, yang menyebabkan terjadinya infeksi ialah kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan sebelum dan sesudah pemakaian lensa kontak tersebut. Edukasi tentang tata cara pemakaian dan pemeliharaan lensa kontak sangat diperlukan untuk pengguna lensa kontak.

Tujuan edukasi tersebut yaitu untuk mempertahankan kenyamanan selama pemakaian, menghasilkan penglihatan yang baik, mempertahankan kesehatan mata, mempertahankan hidrasi lensa dan parameter yang stabil. Pemakaian lensa kontak menarik protein, lemak, musin, mineral dari mata serta mikroorganisme dan kontaminasi dari lingkungan luar misalnya tangan. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan pemakaian lensa kontak diantarnya :

1. Membersihkan / mencuci

Membersihkan mikroorganisme dan kotoran pada lensa untuk desinfeksi. Hal ini dilakukan setiap sebelum penggunaan lensa kontak.

2. Membilas

Menghilangkan sabun dan sisa – sisa kotoran setelah dibersihkan / dicuci.

3. Desinfeksi

Membunuh mikroorganisme yang mungkin tertinggal pada lensa dapat melalui tangan, kosmetik, atau lingkungan luar. Dilakukan setelah setiap selesai pemakaian lensa kontak.

4. Pembersihan enzim

Membersihkan protein yang menempel pada permukaan lensa, juga dilakukan pada wadah penyimpanan lensa kontak.

5. Lubrikasi

Memberi kenyamanan pada mata ketika lensa sedang digunakan.


Hal – hal yang harus dilakukan dan dihindari dari pemakaian lensa kontak.



155 views0 comments

Comments


bottom of page