Screening
Retinopathy Diabetic
Prevalensi penderita diabetes mellitus (kencing manis) semakin meningkat di dunia, begitu juga di Indonesia. Berdasarkan data IDF (International Diabetes Federation) tahun 2019 prevalensi penderita Diabetes Mellitus di Indonesia usia 20-79 mencapai 11,3%. Berdasarkan penelitian setelah 20 tahun menderita diabetes, 70 % pasien akan menderita Retinopati Diabetik (kerusakan saraf mata akibat Diabetes).
Penglihatan Normal
Penglihatan Retinopati Diabetik
Sering sekali pasien Retinopati Diabetik tidak menunjukkan gejala awal gangguan penglihatan yang jelas, sehingga sering sekali terlambat mencari pertolongan dimana telah terjadi kerusakan saraf mata (retina) yang berat sampai menyebabkan kebutaan. Sehingga pada pasien-pasien Diabetes Mellitus diperlukan skrining Retinopati Diabetik minimal setahun sekali, sejak pasien didiagosa menderita Diabetes Mellitus untuk mencegah.
Saat dilakukan skrining retinopati diabetik akan dinilai ketajaman penglihatan, tekanan bola mata, kondisi lensa apakah ada katarak, funduskopi indirek untuk menilai kondisi retina dan kepala saraf mata. Hal ini dilakukan karena pada pasien dengan diabetes kondisi katarak dan glaukoma dapat lebih mudah terjadi dibandingkan pada pasien non-diabetes.
Netra Klinik merupakan klinik mata swasta di Indonesia yang menjadi pusat pelayanan mata pada pasien-pasien diabetes yang mengalami gangguan mata, dengan layanan Netra Diabetic Eye Center. Penanganan dilakukan secara paripurna yang ditangani oleh dokter-dokter spesialis mata yang berpengalaman di bidang vitreoretina, terintegrasi dengan pelayanan dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi dan metabolik serta didukung dengan pelayanan laboratorium lengkap dengan layanan dokter spesialis patologi klinik dan ahli gizi yang berpengalaman. Sehingga diharapakan pelayan pada pasien-pasien retinopati diabetik dapat tertangani dengan maksimal.